Minggu, 03 Januari 2010

PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pengertian
- Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatan seoptimal mungkin.
- Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah dalam keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai cara terbaik dalam memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan.
- Proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat.
Dalam penerapan proses keperawatan terjadi proses alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Proses alih peran tersebut digambarkan sebagai lingkaran dinamis seperti berikut:

Berdasarkan uraian diatas, pelayan keperawatan kesehatan komunitas mempunyai cirri sebagai berikut:
Ø Merupakan perpaduan antara pelayanan keperawatan dengan kesehatan komunitas.
Ø Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care)
Ø Focus pelayanan pada upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif).
Ø Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan komunitas kepada klien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) sehingga terjadi kemandirian.
Ø Ada kemitraan perawat kesehatan komunitas dengan masyarakat dalam upaya kemandirian klien.
Ø Memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lain dan masyarakat.

Tujuan proses keperawatan
- Agar diperoleh asuhan keperawatan komunitas yang bermutu, efektif dan efisien sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada masyarakat.
- Agar pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas dapat dilakukan secara sistematis, dinamis, berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sedangkan tujuan dari asuhan keperawatan adalah:
@ Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional.
@ Menjami semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan klien.
@ Melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
@ Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan.
- Meningkatkan status kesehatan masyarakat. Perawat kesehatan komunitas harus memiliki ketrampilan dasar tentang epidemiologi penelitian, pengajaran, organisasi masyarakat dan hubungan interpersonal yang baik.

Fungsi proses keperawatan komunitas.
- Memberikan pedoman yangsistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
- Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya.
- Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
- Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau kebutuhannya, sehngga mendapat pelayanan yang cepat agar memepercepat proses penyembuhan.

Langkah – langkah proses keperawatan
1. Pengkajian.
2. Diagnosa keperawatan.
3. Perencanaan.
4. Pelaksanaan.
5. Evaluasi atau penilaian.

Pengkajian
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi factor positis dan negative yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi promosi kesehatan.
Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program perawatan kesehatan komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama – sama dalam komunitas tersebut. Sasaran dari sosialisasi ini adalah tokoh masyarakat baik formal maupun non formal, kader masyarakat, serta perwakilan dari tiap elemen dimasyarakat (PKK, karang taruna, dan lainnya). Pada tahap pengkajian ini terdapat beberapa kegiatan yaitu mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah prioritas.

Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas:
a. Sanders Interactional Framework
Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas
Model ini juga dikenal sebagai model tiga dimensi dengan komponen pengkajian:
(1) Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)
(2) Masyarakat sebagai tempat ( dimensi tempat)
(3) Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi)

b. Kliens interactional framework
a. Masyarakat sebagai system sosial
(1) Pola komunikasi
(2) Pengambilan keputusan
(3) Hubungan dengan system lain
(4) Batas wilayah
b. Penduduk dan lingkungannya
(1) Karakter penduduk (demografi)
(2) Faktor lingkungan, biologi dan sosial
(3) Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)

c. Community assessment wheel (community as client model)
Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community core)
(1) Community core (data inti)
Aspek yang dikaji:
a. Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas
b. Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan
c. Vital statistik : angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan
d. Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama
(2) Phisical environment pada komunitas
Sebagaimana mengkaji fisik pada individu
Pengkajian lingkungan dilakukan dengan metode winshield survey atau survey dgn mengelilingi wilayah komunitas
(3) Pelayanan kesehatan dan sosial
Pelayanan kesehatan :
- Hospital
- Praktik swasta
- Puskesmas
- Rumah perawatan
- Pelayanan kesehatan khusus
- Perawatan di rumah
- Counseling support services
- Pelayanan khusus (social worker)
Dari tempat pelayanan tsb aspek yg didata:
- Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja)
- Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan)
- Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana transportasi)
- statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan
- Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan
(4) Ekonomi
Aspek/komponen yang perlu dikaji:
a. Karakteristik pendapatan keluarga/RT
@ rata-2 pendapatan keluarga/rumah tangga
% pendapatan kelas bawah
% keluarga mendapat bantuan sosial
% keluarga dengan kepala keluarga wanita
@rata-2 pendapatan perorangan
b. Karakteristik pekerjaan
@ status ketergantungan
JUmlah populasi secara umum (umur > 18 th)
% yg menganggur
% yg bekerja
% yg menganggur terselubung
Jumlah kelompok khusus
@ kategori yang bekerja, jml dan %

(5) Keamanan transportasi
a) Keamanan
- Protection service
- Kwalitas udara, air bersih
b) Transportasi (milik pribadi/umum)
(6) Politik & Government
- Jenjang pemerintahan
- Kebijakan Dep.Kes
(7) Komunikasi
- Formal
- In formal

(8) Pendidikan
a. Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)
b. Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitas

(9) Recreation
Menyangkut tempat rekreasi

d. Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi)
Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian komunitas

1. Pengumpulan data
Cara pengumpulan data:
- Wawancara atau anamesis.
- Pengamatan.
- Pemeriksaan fisik.
Pengolahan data:
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut:
- Klasifikasi data atau kategorisasi data.
- Perhitungan prosentase.
- Tabulasi data.
- Intepretasi data.
2. Analisa data
Tujuan analisa data:
- Menetapkan kebutuhan komunitas.
- Menetapkan kekuatan.
- Mengidentifikasi pola respon komunitas.
- Mengidentfikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
Data focus yang biasanya muncul:
- Keluhan yang paling banyak dirasakan
- Pola/perilaku yang tidak sehat
- Lingkungan yang tidak sehat
- Pemanfaatan layanan kesehatan yg kurang efektif
- Peran serta masyarakat yg kurang mendukung
- Cakupan target kesh. kurang

Beberapa pilihan untuk menentukan etiologi dari masalah:
Faktor budaya masyarakat
Pengetahuan yang kurang
Sikap masyarakat yang kurang mendukung
Dukungan yang kurang dari pemimpin formal maupun informal
Kurangnya kader kesh. Di masy.
Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat
Kurang efektifnya pengorganisasian
Kondisi lingkungan dan geografis yg kurang kondusif
Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
Kurangnya ketrampilan thd prosedur pencegahan penyakit
Kurangnya ketrampilan thd prosedur perawatan kesehatan
Faktor finansial
Komunikasi/koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan kurang efektif

Kamis, 03 Desember 2009

KELOMPOK KHUSUS PEKERJA

PENGERTIAN KESEHATAN KERJA :
-Promosi dan pemeliharaan kesejahteraan fisik, mental dan social pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik – baiknya.
-Penerapan prinsip-prinsip keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan (American Asociation of Occupational Health Nursing). http:// www.geocities.com/prodikeppwt/handout.htm
-Aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu tempat kerja.

TUJUAN UMUM :
Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.

TUJUAN KHUSUS :

-Pencegahan dan pemberantasan penyakit – penyakit dan kecelakaan – kecelakaan akibat kerja.
-Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
-Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
-Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja.
-Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya – bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
-Perlindungan masyarakat luas dari bahaya – bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk – produk perusahaan.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KERJA
§ Fisika : Kebisingan, getaran, radiasi, suhu, listrik, udara bertekanan, cahaya.
§ Kimia : cairan, debu, asap, gas, uap, kabut, bau.
§ Biologi : serangga, kecoa, tungau, bakteri, virus, jamur, lumut.
§ Mekanik dan ergonomic : sikap tubuh, pergerakan, gerakan berulang.
§ Psiko social : kebimbangan, kebosanan, ketidak harmonisan, bekerja saat liburan.

FUNGSI PERAWAT DALAM KESEHATAN KERJA :
-Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja.
-Melaksanakan program kerja yang telah dilaksanakan.
-Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan.
-Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan.
-Menilai keadaan kesehatan tenaga kerja.
-Menyelenggarakan pendidikan kepada tenaga kerja.
-Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja.

UPAYA KESEHATAN KERJA :
Upaya kesehatan kerja merupakan kegiatan pokok puskesmas yang ditujukan terutama pada masyarakat pekerja informal diwilayah kerja puskesmas dalam rangka upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.

Tujuan Umum :
Meningkatnya kemampuan tenaga kerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja melalui upaya kesehatan.

Tujuan khusus :
-Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.
-Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan keluarganya yang belum terjangkau selama ini.
-Meningkatnya keselamatan kerja dengan mencegah penggunaan bahan – bahan yang dapat membahayakan lingkungan kerja dan masyarakat serta penerapan prinsip ergonomic.

Sasaran :
Sasaran upaya kesehatan kerja diutamakan pada pekerja informal yang merupakan lebih separuh dari angkatan kerja, seperti: tenaga kerja lepas, terutama petani, nelayan, penyelam mutiara, perajin industri kecil/industri rumah tangga, pekerja bangunan, kaki lima, usaha angkutan terutama dikota, pekerja wanita khususnya usia muda dsb.

Strategi :
-Upaya kesehatan kerja bagi pekerja dan keluarganya dikembangkan secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan puskesmas dan rujukanya.
-Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna dengan penekanan pada : pelayanan kesehatan kerja, keselamatan kerja, kesehatan lingkungan.
-Peningkatan upaya kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta aktif masyarakat dengan menggunakan pendekatan PKMD

UPAYA KESEHATAN KERJA :
Ciri pokok kegiatan kesehatan kerja adalah
1. Identifikasi masalah:
a. Pemeriksaan kesehatan : pemeriksaan kesehatan awal dan berkala perlu untuk pekerja, dengan perhatian khusus terhadap organ tubuh tertentu yang mungkin terkena bahaya akibat kerja, misalnya alat pendengaran untuk pekerja dilingkungan bising, paru – paru untuk pekerja dilingkungan kerja berdebu.
b. Pemeriksaan kasus : pemeriksaan terhadap pekerja yang datang berobat kepuskesmas atau dirujuk oleh kader kesehatan dengan keluhan tertentu.
c. Peninjauan tempat kerja merupakan kegiatan untuk menentukan bahaya akibat kerja atau masalah kesehatan yang dihadapi oleh tempat kerjanya. Bahaya dapat berupa fisik, kimiawi, bologis maupun fisiologis

2. Kegiatan peningkatan (promotif) :
Kegiatan peningkatan bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh hingga lebih tahan terhadap bahaya akibat kerja dan bahaya kesehatan lainnya. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan perbaikan gizi pekerja sesuai dengan kebutuhan kalori yang dibutuhkan jenis pekerjaanya. Kegiatan promotif dapat juga berupa perbaikan lingkungan kerja dan kegiatan peningkatan kesejahteraan lainnya yang dapat diorganisir melalui dana sehat dikelompok pekerja informal.

3. Kegiatan pencegahan (preventif)
Kegiatan pencegahan dapat meliputi berbagai kegiatan antara lain:
a. Penyuluhan / latihan
Penyuluhan tentang bahaya akibat kerja dan latihan tentang cara kerja yang benar untuk menghindari dari bahaya akibat kerja misalnya cara penanganan bahaya kimia dan zat berbahaya (terutama industri kecil)
b. Kegiatan ergonomic.
Kegiatan ini terutama ditujukan untuk mencapai kesesuian antara alat kerja dan pekerjaan agar tidak terjadi stress fisik terhadap pekerja. Kegiatan terutama diarahkan pada adopsi ergonomic ini oleh masyarakat.
c. Kegiatan monitoring.
Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja, sebaiknya dilakukan oleh anggota kelompok kerja yang terlatih untuk mendeteksi adanya pencemaran terutama zat kimiawi seperti pestisida.
d. Perbaikan mesin / alat kerja.
Kegiatan ini penting terutama pada industri kecil dan ditujukan untuk mengurangi pemaparan terhadap bahan – bahan produksi dan bahaya kecelakaan akibat kerja dengan perbaikan mesin / alat mekanik.
e. Pemakaian pelindung
Pemakaian alat pelindung harus diusahakan untuk melengkapi usaha pencegahan yang telah disebutkan diatas.
f. Administrasi
Pemberian cuti setelah 40 jam bekerja, pemberian waktu istirahat setelah 3 jam bekerja secara terus menerus dan juga rotasi tempet kerja untuk mencegah kebosanan.

Jumat, 27 November 2009

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS ANAK USIA SEKOLAH

Usia sekolah merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkalitas sebagai sumber daya pembangunan bangsa. Hal tersebut yang melatarbelakangi terbentuknya UKS. Dasar hukum pembentukan UKS undang – undang RI No 23 tahun 1992 tentang kesehatan sekolah. Pada BAB V pasal 45 ayat 1 dinyatakan bahwa: kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

MASALAH KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DI INDONESIA
Keadaan malnutrisi
Alkoholoisme.
Narkoba.
Seks bebas.
Kecanduan rokok.
Penyakit fisik dan mental.
Untuk mengatasi itu pemerintah pemerintah mencanangkan program UKS.

PENGERTIAN UKS
· Usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu: anak didik, guru dan karyawan sekolah lainnya. Yang dimaksud dengan sekolah adalah SD – SLTA. Prioritas pelaksanaan UKS diberikan pada SD mengingat SD merupakan dasar dari sekolah – sekolah lanjutan.( Endang, 1993)
· Upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah.(Sumijatun, 2006)
· Wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat anak usia sekolah yang berada disekolah. (Dep.Kes, 2001).

DASAR TITIK TOLAK MENGAPA UKS PERLU DIJALANKAN
· Golongan masyarakat usia sekolah (6-18 th) merupakan bagian yang besar dari penduduk Indonesia (+ 29%), diperkirakan 50% dari jumlah tersebut adalah anak – anak sekolah.
· Masyarakat sekolah yang terdiri atas murid, guru serta orang tua murid merupakan masyarakat yang paling peka (sensitive) terhadap pengaruh modernisasi dan tersebar merata diseluruh Indonesia.
· Anak – anak dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan sehingga masih mudah dibina dan dibimbing.
· Pendidikan kesehatan melalui masyarakat sekolah ternyata paling efektif diantara usaha – usaha yang ada untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada umumnya, karena masyarakat sekolah:
-prosentasenya tinggi.
-terorganisir sehingga lebih mudah dicapai.
-peka terhadap pendidikan dan pembaharuan.
-dapat menyebarkan modernisasi.
· Masyarakat sehat yang akan datang adalah merupakan wujud dari sikap kebiasaan hidup sehat serta keadaan kesehatan yang dimiliki anak – anak masa kini.
· pembinaan kesehatan anak – anak sekolah (jasmani, rohani dan social) merupakan investasi bagi bangsa dan Negara.

PROGRAM PEMBINAAN ANAK USIA SEKOLAH
1. melalui sekolah: UKS
2. Di luar sekolah: dasa wisma, karang taruna, lembaga swadaya masyarakat.

SASARAN UKS
Anak – anak usia sekolah dari tingkat dasar sampai tingkat menengah.
Untuk sekolah dasar, diprioritaskan pada kelas I, III, VI. Alasannya adalah:
Kelas I: merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidak mengertian tentang kesehatan.
Kelas III: untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di kelas satu dahulu dan langkah – langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam program pembinaan UKS.
Kelas VI: dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.

SASARAN PEMBINAAN
1. Peserta didik
2. Pembina UKS
3. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
4. Lingkungan sekolah.


RUANG LINGKUP
Kegiatan utama UKS dikenal dengan “TRIAS UKS” yang meliputi:
pendidikan kesehatan.
Pelayanan kesehatan.
Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah.

PENDEKATAN
• Komunikasi informasi & motivasi (KIM)
• Pendekatan edukatif dalam rangkah alih kelola & alih teknologi

PELAKSANA UKS
Yang terlibat dalam pelaksanaan UKS;
· Guru UKS
· Peserta didik (siswa)
· Petugas puskesmas dari puskesmas
· Masyarakat sekolah

PERAN PERAWAT SEKOLAH
*Manajer.
*Konsultan.
*Pendidik.
*Pelaksana.

FUNGSI PERAWAT SEKOLAH
*Mengajukan atau membuat kebijakan untuk menjamin pelaksanaan program kesehatan secara terintegrasi dan komprehensif.
*Penanganan kasus/manajemen kasus untuk membantu keluarga dalam memenuhi kebutuhan, terutama yang terkait dengan anak didiknya.
*Manajemen program, sehingga system dan aktivitas kesehatan sekolah dapat berjalan dan berkembang sebagai bagian integral dari system kesehatan masyarakat.
*Bertanggung jawab terhadap upaya proteksi dan promosi kesehatan.

Selasa, 17 November 2009

KONSEP KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS

Kelompok khusus
Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental maupun social budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri.

Perawatan kelompok khusus
Upaya di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada kelompok – kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut yang dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan kepada kelompok – kelompok yang ada dimasyarakat, diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses keperawatan.

Tujuan
Tujuan umum

Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok untuk dapat menolong diri mereka sendiri (self care) dan tidak terlalu tergantung kepada pihak lain.
Tujuan khusus
Agar kelompok khusus dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam hal:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus sesuai dengan macam, jenis dan tipe kelompok.
2. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan yang mereka hadapi berdasarkan permasalahan yang terdapat pada kelompok.
3. Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi berdasarkan rencana yang telah mereka susun bersama.
4. Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara kesehatan mereka sendiri.
5. Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.
6. Meningkatkan produktivitas kelompok khusus untuk lebih banyak berbuat dalam rangka meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri.
7. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan dalam menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan kesehatan mayarakat.

Sasaran
Ada dua sasaran pokok pembinaan yaitu melalui institusi – institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan pelayanan kelompok khusus dimasyarakat yang telah terorganisir secara baik atau melalui melalui posyandu yang ditujukan untuk ibu hamil, bayi dan anak balita atau terhadap kelompok – kelompok khusus dengan cirri khas tertentu misalnya kelompok usila, kelompok penderita berpenyakit kusta dan sebagainya.

Pelayanan kelompok khusus di institusi
Pelayanan terhadap lembaga – lembaga social kemasyarakatan yang menyelenggarakan pemeliharaan dan pembinaan kelompok – kelompok khusus tertentu, diantaranya:
*Panti wreda
*Panti asuhan
*Pusat rehabilitasi anak cacat (fisik, mental, social)
*Penitipan balita

Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di institusi meliputi:

Penghuni panti
Merupakan prioritas utama karena mereka yang rawan terhadap masalah kesehatan dan umumnya merekalah yang bermasalah baik secara individu maupun kelompok. Dalam mengatasi permasalahan perlu kolaborasi dengan profesi kesehatan lain maupun dengan petugas – petugas terkait.
Petugas panti
Merupakan orang yang setiap berhubungan langsung dengan pelayanan penghuni panti dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dan merekalah yang paling mengetahui.
Lingkungan panti
Merupakan salah satu mata rantai penyebaran penyakit


Pelayanan kelompok khusus di masyarakat
Dilakukan melalui kelompok – kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas, selain itu lahan pembinaan kelompok khusus masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu terhadap kelompok ibu hamil, bayi dan anak balita serta kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan.

Klasifikasi
Kelompok khusus dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan kebutuhan yang mereka hadapi, diantaranya:
Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukan pengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya misal:
Kelp. Ibu hamil
Kelp. Ibu bersalin.
Kelp. Ibu nifas.
Kelp. Bayi dan anak balita.
Kelp. Anak usia sekolah.
Kelp. Usia lanjut.

Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan, diantaranya:
Kelp. penderita penyakit menular (kusta, TBC, AIDS, Peny. Kelamin)
Kelp. Penderita penyakit tidak menular (DM, Jantung, Stroke)
Kelp. Cacat yang memerlukan rehabilitasi (Fisik, mental, social)
Kelp. Khusus yang mempunyai resika terserang penyakit (WTS, penyalahgunaan obat & narkotika, pekerja tertentu).


Ruang lingkup kegiatan.
Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya – upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative dan resosialitatif melalui kegiatan – kegiatan yang terorganisasi sebagai berikut:
*Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
*Penyuluhan kesehatan.
*Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok, kader kesehatan dan petugas panti.
*Penemuan kasus secara dini.
*Melakukan rujukan medic dan kesehatan.
*Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat, kader dan petugas panti atau pusat – pusat rehabilitasi kelompok khusus.
*Alih tegnologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada petugas panti, kader kesehatan.


Prinsip dasar
Yang menjadi prinsip dasar dalam perawatan kelompok khusus adalah:
*Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus dalam meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
*Menekankan kepada upaya preventif dan promotif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative.
*Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan secara konsisten dan berkesinambungan.
*Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan kelompok sebagai subyek maupun obyek pelayanan.
*Dilakukan diinstitusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kelompok khusus dimasyarakat terhadap kelompok khusus yang mempunyai masalah yang sama.
*Ditekankan pada pembinaan perilaku penghuni panti,petugas panti, lingkungan panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang mempunyai masalah yang sama kearah perilaku sehat.

Tahap – tahap perawatan kelompok khusus

Tahap persiapan
*Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada dimasyarakat dan jumlah panti atau pusat – pusat rehabilitasi yang ada disuatu wilayah binaan.
*Mengadakan pendekatan sebagai penjajagan awal pembinaan kelompok khusus terhdap institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan kelompok khusus yang ada di masyarakat.
*Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di panti /institusi melalui pengumpulan data.
*Menganalisa data kelompok khusus dimasyarakat dan diinstitusi
*Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus di masyarakat dan institusi.
*Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data, perumusan masalah dan prioritas masalah kesehatan/keperawatan kelompok khusus melibatkan kader kesehatan dan petugas panti

Tahap perencanaan
Menyusun perencanaan penanggunangan masalah kesehatan /keperawatan bersama petugas panti (bagi yang diinstitusi) dan kader kesehatan (yang dimasyarakat). Yang manyangkut:
Ø Jadwal kegiatan (Tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya, kriteria hasil).
Ø Jadwal kunjungan.
Ø Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan.
Ø Dsb.

Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan didasarkan atas rencana kerja yang telah disepakati bersama, yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Pelaksanaan kegiatan dapat berupa:
Ø Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti.
Ø Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
Ø Penyuluhan kesehatan.
Ø Imunisasi.
Ø Penemuan khasus dini.
Ø Rujukan bila dianggap perlu.
Ø Pencatatan dan pelaporan kegiatan.


Tahap penilaian.
Penilaian atas keberhasilan kegiatan didasarkan atas criteria yang telah disusun. Penilaian dapat dilakukan selama kegiatan berlangsung dan setelah kegiatan dilaksanakan secara keseluruhan.

KONSEP KELOMPOK KHUSUS

KONSEP KELOMPOK

Bentuk kehidupan bersama yang dilandasi oleh kriteria tertentu seperti usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, pekerjaan dan kepentingan – kepentingan tertentu dalam bidang kesehatan atau keperawatan karena adanya kebutuhan yang sama untuk mencapai sesuatu tujuan yang diinginkan.

PROSES PEMBENTUKAN KELOMPOK
Menurut Solita Sarwono (1993) proses pembentukan kelompok melalui tahap berikut:

Ø Tahap pembentukan.
Kelompok mengatur diri sendiri dan menentukan kedudukan tiap – tiap anggotanya. Setelah mapan mulailah saling mengenal, akrab dan terbuka.

Ø Tahap perpecahan.
Keakraban membuat setiap orang dapat lebih terbuka dalam mengemukakan pendapat, hal ini dapat membuat perpecahan karena tidak semua orang dapat menerima pendapat orang lain dengan baik.

Ø Tahap penyesuaian.
Perpecahan pada kelompok umumnya bersifat sementara, makin akrabnya anggota kelompok makin mudah mereka untuk saling beradaptasi dengan sifat, kehendak, gaya dan kepribadian masing – masing anggota, sehingga perpecahan dapat dibatasi dan dihindari. Pada tahap ini masing – masing anggota kelompok dapat berfungsi secara efektif dan mau saling membantu untuk kepentingan kelompok.

Ø Tahap perubahan.
Perubahan dalam suatu kelompok merupakan sesuatu yang lumrah,seperti perubahan karena pergantian posisi yang memimpin dan yang dipimpin, perubahan lingkungan fisik dan aktifitas kelompok, dan setiap perubahan akan membawa dampak terhadap kehidupan kelompok sehingga memerlukan pengaturan kembali yang berkaitan dengan struktur organisasi, prosedur kerja, kegiatan, hubungan antara anggota dsb.

PERSYARATAN KELOMPOK
1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain.
3. Terdapat suatu factor yang dirasa dimiliki bersama oleh anggota – anggota kelompok itu. Factor itu antara lain: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, berstruktur berkaedah dan mempunyai pola perilaku.

Kriteria Kelompok
1. Berikut ini adalah klasifikasi criteria/ukuran kelompok social dalam masyarakat
2. Besar kecilnya jumla anggota kelompok social.
3. Derajat interaksi dalam kelompok social tersebut.
4. Kepentingan dan wilayah.
5. Berlangsungnya suatu kepentingan.
6. Derajat organisasi.
7. Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan social dan tujuan.

KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

Pengertian Keperawatan Kesehatan Komunitas

- Menurut American Nurses Association (ANA) mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat.
- Menurut American Public Health Association, yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori keperawatan professional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas.
- Rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat mendefinisikan keperawatan komunitas sebagai suatu bidang perawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungus kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan.

Perbedaan Keperawatan Komunitas dengan Disiplin Keperawatan yang lain.
Keperawatan kesehatan komunitas dibedakan dari spesialis keperawatan lainnya berdasarkan delapan prinsip dibawah ini:
- Klien atau unit keperawatan merupakan suatu populasi.
Selain memberikan asuhan pada individu, keluarga dan kelompok tetapi tanggung jawab tetap lebih dominan pada populasi.

- Tugas utama adalah meraih yang terbaik bagi sejumlah orang atau populasi keseluruhan.
Perawat kesehatan komunitas mengidentifikasi kemungkinan menemukan individu yang kebutuhannya tidak sesuai dengan prioritas kesehatan yang menguntungkan bagi populasi secara keseluruhan.

- Proses yang digunakan oleh perawat komunitas termasuk bekerja dengan klien sebagai mitra yang sejajar.
Perawat kesehatan komunitas harus menggambarkan kesadaran mengenai kebutuhan yang komprehensif dari kesehatan dalam kemitraan dengan komunitas.

- Pencegahan primer merupakan hal yang prioritas dalam memilih tindakan yang sesuai.
Pencegahan primer meliputi promosi strategi kesehatan dan proteksi kesehatan.

- Memilih strategi untuk menciptakan lingkungan sehat, kondisi social dan ekonomi pada populasi yang berkembang merupakan focus utama.
Intervensi keperawatan kesehatan komunitas meliputi pendidikan, pengembangan masyarakat, perencanaan social, kebijakan pengembangan serta enforcement. Advokasi pada komunitas untuk menciptakan kondisi sehat merupakan hal yang penting.

- Tanggung jawab mencakup keseluruhan populasi yang memerlukan intervensi atau pelayanan spesifik.
Keperawatan kesehatan komunitas berfokus pada keseluruhan populasi dan tidak hanya pada masyarakat yang dating ke pelayanan.

- Penggunaan sumber – sumber kesehatan yang optimal untuk mendapatkan perbaikan yang terbaik dari populasi merupakan kunci pokok dari kegiatan praktik.
Perawat kesehatan komunitas harus terlibat dalam koordinasi dan organisasi tindakan dalam merespon isu – isu yang berhubungan denagn kesehatan. Perawat komunitas harus memberikan masukan pada pembuat kebijakan berdasarkan bukti – bukti otentik.

- Kolaborasi dengan berbagai jenis profesi, organisasi, dan perkumpulan merupakan cara paling efektif untuk mempromosikan dan melindungi kesehatan populasi.
Perawat kesehatan komunitas diharapkan bekerja sama dengan berbagai professi dan disiplin ilmu dalam upaya peningkatan kesehatan populasi.



Area Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.

Keperawatan kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi kesehatan populasi yang menggunakan pengetahuan atau ilmu keperawatan, social dan kesehatan masyarakat (American Publik Health Association, 1996). Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama promosi kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua melalui kondisi yang diciptakan dimana orang bisa menjadi sehat.

Perawat kesehatan komunitas bisa bekerja sama dengan komunitas dan populasi untuk mengurangi risiko angka kesakitan serta meningkatkan, mempertahankan dan memperbaiki kembali kesehatan.

Perawat kesehatan komunitas melakukan advokasi pada tingkat system untuk mengubah kesehatan serta harus mengaplikasikan konsep pengorganisasian dan pengembangan komunitas, koordinasi perawatan, pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan dan ilmu kesehatan masyarakat.

Perawat kesehatan komunitas bekerja sama dengan populasi dan berbagai kelompok meliputi:
· Anggota dari tim kesehatan masyarakat seperti epidemiologi, pekerja social, nutrisionis dan pendidik kesehatan.
· Organisasi kesehatan pemerintah.
· Penyedia layanan kesehatan.
· Organisasi dan koalisi masyarakat.
· Unit pelayanan komunitas seperti sekolah, lembaga bantuan hokum dan unit gawat darurat.
· Industry dan bisnis.
· Institusi penelitian dan pendidikan.

Menurut Depkes RI (2006), pelayanan keperawatan komunitas dapat diberkan langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan seperti:
· Unit pelayanan kesehatan yang mempinyai pelayanan rawat jalan dan rawat inap(RS, puskesmas, dll)

· Rumah.
Perawat home care memberikan pelayanan pada keluarga dirumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home care adalah untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang sakit ataupun yang berisiko.

· Sekolah.
Perawat sekolah dapat melakukan perawat day care, selain itu dapat juga melakukan pemeriksaan secara keseluruhan (screening), mempertahankan kesehatan dan memberikan pendidikan kesehatan.

· Tempat kerja atau industry.
Perawat melakukan kegiatan perawatan langsung dengan kasus kesakitan atau kecelakaan minimal ditempat kerja dan industry. Selain itu perawat juga memberikan pendidikan kesehatan
· Barak penampungan.
Perawat memberikan tindakan langsung pada kasus prnyakit akut, kronis serta kecacatan fisik ganda dan mental.

· Kegiatan Pusling.
Diberikan kepada individu, kelompok masyarakat dipedesaan dan kelompok terlantar. Bentuk pelayanan seperti pengobatan sedeerhana, screening kesehatan, kasus penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.

· Panti atau kelompok khusus lain seperti panti asuhan anak, panti wreda, panti social,Rutan.

· Pelayanan pada kelompok resiko tinggi:
- Kelompok wanita, anak dan lansia yang mendapat perlakuan kekerasan.
- Pusat pelayanan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan obat.
- Tempat penampungan kelompok dengan HIV/AIDS dan Wanita Tuna Susila.

Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (DEPKES, 2006)
· Individu.
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut,penderita penyakit menular (TB paru, kusta, malaria, demam berdarah, diare, ISPA atau pneumonia) dan penderita penyakit degenerative.

· Keluarga.
Keluarga yang rentan terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (highrisk group) dengan prioritas sebagai berikut.
- Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan kesehatan dan yang belum punya kartu sehat.
- Keluarga miskin yang sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan serta mempunyai masalah kesehatan terkait dengan TumBang balita, kesehatan reproduksi dan penyakit menular.
- Keluarga yang tidak termasuk miskin dan mempunyai masalah kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.

· Kelompok.
Kelompok yang masyarakat khusus yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam satu institusi.
- Kelompok tidak terikat: posyandu, kelompok balita, ibu hamil, usia lanjut, penderita peyakit tertentu dan pekerja informal.
- Kelompok terikat: sekolah, pesantren, panti asuhan, panti wreda, rutan.

· Masyarakat.
Masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan seperti berikut:
- Masyarakat disuatu wilayah (RT, RW, Kelurahan, desa) yang mempunyai:
Ø Jumlah bayi meninggal lebih tinggi disbanding daerah lain.
Ø Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi disbanding daerah lain.
Ø Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain.
- Masyarakat didaerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam berdarah, dan lainnya.)
- Masyarakat dilokasi atau barak pengungsian akibat bencana atau akibat lainnya.
- Masyarakat didaerah dengan geografis sulit antara lain daerah terpencil dan perbatasan.
- Masyarakat di daerah baru dengan transportasi sulit seperti daerah tranmigrasi.

Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Proses kelompok (Group Proces)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit tertentu setelah belajar dari pengalaman sebelumnya dan jika masyarakat sadar bahwa penanganan masalah yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah maka mereka telah melakukan pendekatan dengan proses berkelompok.

Pendidikan kesehatan (Health Promotion).
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar seseorang mampu:
- Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.
- Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya dengan sumber daya yang ada pada mereka dan ditambah dengan dukungan dari luar.
- Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan.

Kerjasama.
Kerjasama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan Askep Komunitas, melalui upaya ini berbagai persoalan didalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

Prinsip Keperawatan Komunitas
1. Kemanfaatan.
2. Otonomi.
Masyarakat diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih alternative yang terbaik yang disediakan.
3. Keadilan.
Tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas.

Selasa, 10 November 2009

KONSEP KOMUNITAS

Pengertian Komunitas/Masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab yaitu “syark” yang artinya saling bergaul dan saling berperan serta. Menurut beberapa ahli, masyarakat didefinisikan sebagai berikut:
1. Menurut Maclver dan Page, masyarakat adalah suatu sistim dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok penggolongan dan pengawasan tingkah laku, serta kebebasan – kebebasan manusia.
2. Menurut Ralph dan Linton (ahli antropologi), masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan dengan batas – batas tertentu.
3. Menurur Selo Sumardjan, masyarakat adalah orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

Unsur - unsur Pembentuk masyarakat/Komunitas
1. Kategori social
Kesatuan manusia yang terwujud karena adanya cirri yang objektif dikarenakan manusia – manusianya seperti: jenis kelamin, usia dan pendapatan. Masyarakat bisa disebut sebagai kategori apabila memiliki criteria: tidak ada interaksi antar anggota, tidak ada ikatan moral bersama yang dimiliki, tidak ada harapan – harapan peran.
2. Golongan social
Suatu kesatuan manusia yang ditanda dengan cirri – cirri tertentu yang sering kali cirri – cirri itu dikenakan pada mereka dari kalangan pihak luar mereka sendiri, namun golongan social terikat sistim nilai, moral dan adat istiadat tertentu.
3. Komunitas
Suatu kesatuan hidup yang menempati wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu system adat istiadat serta terikat atau dibatasi wilayah geografis.
4. Kelompok
Sekumpulan manusia yang berinteraksi antar anggotanya, mempunyai adat istiadat tertentu, norma – norma yang berkesinambungan dan adanya rasa identitasnya yang sama serta punya organisasi dan sistem pimpinan.
5. Perhimpunan
Kesatuan manusia yang berdasarkan sifat, tugas dan/atau guna yang sifat hubungannya berdasarkan kontrak serta pimpinan berdasarkan wewenang dan kontrak.

Ciri – ciri masyarakat
1. Adanya interaksi antar sesame anggota.
2. Saling bergantung.
3. Menempati wilayah dengan batas tertentu.
4. Adanya adat istiadat, norma, hokum serta aturan yang mengatur pola tingkah laku anggotanya.
5. Adanya rasa identitas yang kuat dan mengikat semua warganya seperti: bahasa, pakaian, symbol – symbol tertentu(perumahan), benda – benda tertentu(mata uang, alat pertanian) dan lain – lain.
6. Adanya kesinambuangan dalam waktu.

Masyarakat terdiri dari dua jenis.
1. Masyarakat Desa, dengan cirri:
- Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat.
- Adat istiadat masih dipegang kuat sekali.
- Sebagian besar memiliki kepercayaan terhadap hal – hal gaib.
- Tingkat buta huruf masih tinggi.
- Masih berlaku hokum taktertulis.
- Jarang bahkan tad ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan keterampilan.
- System ekonomi sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sebagian kecil dijual.
- Gotong royong sangat kuat
2. Masyarakat kota, dengan cirri:
- Hubungan didasarkan atas kepentingan pribadi.
- Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dan saling mempengaruhi.
- Kepercayaan masyarakat yang kuat akan manfaat ilmu pengetahuan dan tegnologi.
- Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian.
- Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.
- Hokum yang berlaku adalah hokum tertulis.
- Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar.

Syarat – syarat terbentuknya masyarakat
- Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
- Adanya hubungan timbal balik antar anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
- Adanya suatu factor yang dimilki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat.
- Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
- Bersistem dan berproses.

Tipe – tipe masyarakat
1. Tipe paguyuban.
Suatu kelompok yang didalamnya terdiri atas anggota – anggota yang hidup bersama dan masing – masing diikat oleh hubungan batin yang murni, yang bersifat alamiah, serta kekal. Oleh karena itu hubungan bersifat intim, privasi, serta eksklusif.
2. Masyarakat petembangan.
Kelompok dimana antar anggotanya bersifat longgar, berjangka tertentu (tidak langgeng), serta bersifat kontraktual.
3. In – group.
Kelompok yang oleh anggota – anggotanya dijadikan tempat untuk mengidentifikasi kan jati dirinya.
4. Out – group.
Kelompok yang oleh anggota – anggotanya diartikan sebagai lawan in group.
5. Primary group.
Kelompok yang ditandai dengan adanya saling mengenal antar anggota – anggotanya adanya kerjasama yang bersifat erat dan utuh.
6. Secondary group.
Kelompok social yang terdiri atas banyak orang yang kerjasama antar anggotanya bersifat rasional dan ekonomis.

Faktor – factor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Selama ini telah diketahui suatu hubungan yang erat antara kesehatan masyarakat dengan pertumbuhan ekonominya, khususnya ketika manfaat pembangunan iti dapat tersebar secara merata. Baru – baru ini telah ditelaah pula hubungan lain yang sama eratnya antara penghargaan masyarakat terhadap hak asasi manusia dan tingkat sisial masyarakat serta pertumbuhan ekonominya.


Faktor – factor yang mempengaruhi:

1. Kemiskinan dan ketimpangan pertumbuhan.
Pengaruh globalisasi tidak memberikan keuntungan pada semua bangsa, sekitar 1,3 miliar orang mutlak hidup dalam kemiskinan dan 3 miliar orang tidak memilki air bersih, selain itu untuk memperjuangkan kebutuhan manusia yang sangat besar ini rakyat dikebanyakan negara yang miskin sumber dayanya menanggung utang yang besar sehingga dana untuk membangun fasilitas kesehatan tidak tersedia dengan cukup.
2. Perubahan demografik dan epidemiologic.
Peningkatan jumlah penduduk yang besar berakibat akan meningkatnya konsumsi sumber daya yang ada dan itu merupakan sumber masalah yang serius bagi pemenuhan kebutuhan bagi generasi yang akan dating. Penduduk dengan usia produktif yang tinggi juga akan memberikan tekanan terhadap pelayanan kesehatan. Banyak Negara miskin semakin terpuruk dengan adanya penyakit menular seperti HIV/AIDS, kolera, malaria dan TBC. Negara ini akan menghadapi tantangan ganda yang disebut transisi epidemiologic.
3. Penyakit menular, malnutrisi, kematian ibu bersalin.
Dampak kehidupan dunia global : perdagangan, perjalanan, urbanisasi, pengungsian akibat bencana yang disebabkan oleh manusia, ditambah pula oleh evolusi mikroba atau resistensi antibiotic telah menjadi masalah yang kompleks. Penyakit menular akan turut juga berkembang ditunjang dengan adanya gizi buruk yang belum mendapat penanganan serius. Pada akhir abad ke-20 hanya sekitar 55% dari wanita dinegara – Negara berkembang ditolong oleh tenaga terlatih dalam proses persalinannya dan diperkirakan 600.000 wanita meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang berkaitan dengan kehamilannya.
4. Penyakit dalam kehidupan modern.
Penyakit – penyakit yang tidak menular banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyumbang yang signifikan terhadap munculnya penyakit yang membebani dunia. Jika kecenderungan ini terus berlanjut, perilaku seperti penggunaan tembakau, diet tinggi lemak, kegemukan, diet tinggi lemak, kegemukan dan risiko lain yang terkait dengan gaya hidup.
5. Kekerasan, pencederaan dan kerawanan social.Ada beberapa bentuk kekerasan, dari yang sangat jelas, seperti konflik bersenjata sampaii kekerasan fisik. Diera modern ini secara cepat media – media mampu menyajikan film – film kekerasan dan game yang bertemakan “pembunuhan”. Dinegara maju kepemilikan senjata api menjadi sangat mudah, walaupun sangat sulit menetapkan hubungan sebab akibat antara jumlah senjata, kekerasan yang berasal dari dunia hiburan dikaitkan dengan kriminalitas yang dilakukan oleh para remaja dan pemuda. Selain itu saat ini juga dikhawatirkan tentang hubungan manusiayang semakin lemah (dikeluarga, antargenerasi, dan dimasyarakat) yang sering kali menghasilkan kerawanan social.


Daftar Pustaka:
American Nurses Association.2004. Scope and Standard of Nurse Administrator. Edisi 2. Woshington: Nursesbooks.org

Anderson, Elzabeth T. 2007. Buku Ajar Keperawatan: Teori dan Praktik. Alih Bahasa, Agus Sutarna, Suharyati Samba, Novayantie. Jakarta: EGC

Efendi, Ferry dan Makhfudli.2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika .

Mubarak, Wahit Iqbal dan Chayatin, Nurul.2009. Ilmu Keperawatan Komunitas I: Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika